3 research outputs found

    Genetic Relationship of Ulin (Eusideroxylon Zwageri Teijsm. &Binn.) Wildlings Using Random Amplified Polymorphism Dna Markers

    Full text link
    The study aimed to assess genetic diversity and genetic relationship of ulin wildlings randomly collected from a nursery and originated from Bukit Soeharto natural forest, East Kalimantan. DNA templates were extracted from leaf samples of 1.5 years old wildings. Five RAPD primers consisted 55 polymorphic loci were used for genetic studies. Genetic diversity and relationship were analyzed using GenAlex software. The results showed moderate mean value of genetic diversity (HE=0,345, SE 0,015) of the wildings. Forty eight wildings were clustered in only 3 groups; almost all wildings (65%) were clustered in one main cluster. Moreover, 4 wildlings were clones (8%). In conclusion, the 48 wildings of ulin consisted high genetic relationship and individual clones that reflects the low genetic diversity of this species

    Kekerabatan Genetik Anakan Alam Ulin (Eusideroxylon Zwageri Teijsm. & Binn.) Menggunakan Penanda Random Amplified Polymorphism Dna

    Full text link
    The study aimed to assess genetic diversity and genetic relationship of ulin wildlings randomly collected from a nursery and originated from Bukit Soeharto natural forest, East Kalimantan. DNA templates were extracted from leaf samples of 1.5 years old wildings. Five RAPD primers consisted 55 polymorphic loci were used for genetic studies. Genetic diversity and relationship were analyzed using GenAlex software. The results showed moderate mean value of genetic diversity (HE=0,345, SE 0,015) of the wildings. Forty eight wildings were clustered in only 3 groups; almost all wildings (65%) were clustered in one main cluster. Moreover, 4 wildlings were clones (8%). In conclusion, the 48 wildings of ulin consisted high genetic relationship and individual clones that reflects the low genetic diversity of this species

    KARAKTERISASI GEN CYTOCHROME OXIDASE SUBUNIT 1 (CO1) ELANG BRONTOK (Nisaetus cirrhatus Gmelin, JF, 1788) DAN ELANG JAWA (Nisaetus bartelsi Stresemann, 1924)

    Get PDF
    Burung merupakan satu kelas klasifikasi yang telah banyak diteliti dan menghasilkan wawasan mengenai evolusi, spesisasi dan biologi populasi. Dari kemudahan tersebut, burung menjadi kelas yang cocok utnuk eksplorasi ketepatan dan kemampuan barcode. Banyaknya informasi yang dapat diperoleh dari kajian molekuler barcode menjadi awal tujuan penelitian ini mengkaji Elang Brontok dan Elang Jawa. Kajian tersebut mencakup pada pengaruh morph Elang Brontok serta karakteristik,variasi dan kekerabatan dari Elang Brontok dan Elang Jawa. Penelitian ini memanfaatkan gen CO1 (cytochrome oxidase-1) dari DNA mitokondria sebagai gen penanda. Gen yang dapat ditemui dihampir semua spesies hewan ini diambil dari sampel darah dikertas saring dan diamplifikasi menggunakan metode PCR Direct dari protokol Phire Animal Tissue Direct PCR kit dengan beberapa primer yaitu L14731-H15454; BirdF1-BirdR1; dgLCO1490-dgHCO2198; serta UniminibarR1-UniminibarF1 sebagai uji kecocokan primer. Keempatnya mampu mengamplifikasi DNA Elang dengan salah satu primer yakni UniminibarR1- UniminibarF1 tidak mengamplifikasi pada panjang fragmen target yang diinginkan. Hasil menunjukkan Elang Jawa tidak terdapat varasi gen. Disamping Elang Jawa, penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa terdapat Elang Brontok memiliki variasi gen dengan jarak 0,015 dari perbandingan morph yang berbeda, sedangkan morph yang sama memiliki jarak genetik 0,001. Pohon filogenetik direkonstruksi dengan metode Maximum Likelihood pada program Mega6 dengan hasil N. cirrhatus berkelompok dengan morph yang sama dan S. phillipensis sebagai sister spesies-nya. Sedangkan N. bartelsi berkerabat dengan N. nipalensi
    corecore